PENDAHULUAN
Pencak Silat adalah merupakan salah satu cabang
dari seni bela diri yang memiliki aturan/ketentuan, ciri khas dan tujuan
tersendiri sehingga dalam prakteknya bukan saja keindahan dan kelincahan dari
gerak tubuh tapi juga merupakan gerak dasar tubuh sebagai upaya untuk membentuk
raga dan jiwa yang sehat, kuat, berani terutama untuk pertahanan (bela diri)
dalam menghadapi lawan, selain dari pada itu seni bela diri pencak silat juga
sesungguhnya menyimpan kekuatan dan keluruhan nilai-nilai seni serta palsafah
bagi kehidupan umat manusia.
Pada awal munculnya seni bela diri pencak
silat pada masa negara ini masih berbentuk kerajaan-kerajaan sehingga
keberadaan seni bela diri pencak silat pada masa itu benar-benar diberdayakan
dan dimanfaatkan guna melatih pisik dan keterampilan bela diri bagi para
kesatria/pasukan di kerajaan untuk menjaga keamanan dan pertahanan (bela
negara) dalam menghadapi serangan dari pemberontak atau musuh.
Dalam perkembangannya seni bela diri pencak
silat bukan saja jadi cabang dari seni gerak tapi juga merupakan salah satu
cabang olah raga tradisional asli Indonesia yang banyak digemari sampai ke
manca negara.
Pada saat ini yang muncul kepermukaan dari
seni bela diri pencak silat bukan falsafah atau nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya melainkan pagelaran/pentas seni bela diri pencak silat
hanya dijadikan sebagai alat untuk mencari popularitas dan keuntungan finansial
belaka.
Pada jaman sekarang ini sangat sedikit sekali
orang-orang yang peduli dan benar-benar masih menjalankan visi dan misi dari
palsafah dan nilai-nilai luhur seni bela diri pencak silat peninggalam para
leluhur pendiri bangsa dan negara ini.
I.
LATAR
BELAKANG.
Pada
dekade tahun 60an tepatnya tanggal 11 Oktober 1963 salah seorang tokoh
masyarakat di daerah Bojongsoang Kabupaten Bandung yang peduli terhadap seni budaya
soenda khususnya seni bela diri pencak silat bernama Mama Armadji dengan
bantuan beberapa anggota keluarga dan koleganya mencoba mendirikan Perguruan
Pencak Silat yang kemudian perguruan tersebut diberinama Perguruan Pencak Silat
Pusaka Sapoetra Kancil Muda dan Mama Armadji diangkat sebagai Ketua Perguruan
sekaligus menjadi Guru Besar pencak silat.
Diawal
berdirinya Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda hanya diikuti
oleh beberapa murid dan itu pun masih dari keluarga besar pendiri dan masarakat
sekitar perguruan. Seiring dengan berjalannya waktu yang terus bergulir dan
adanya pelatihan pencak silat yang berjalan secara rutin serta semakin
dikenalnya nama Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda, maka murid
perguruan pun semakin bertambah dan berasal bukan saja dari masarakat setempat
tapi juga dari daerah-daerah lain bahkan ada beberapa yang datang dari luar
Kabupaten Bandung.
Setelah
Mama Armadji sebagai pendiri dan Ketua Perguruan meninggal dunia pada tahun……..,
maka Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda diteruskan dan dipimpin
langsung oleh putrinya yang bernama Nene Eteh sampai dengan tahun…………
II.
DASAR PEMIKIRAN
Perguruan Pencak Silat “Pusaka Sapoetra Kancil Muda” dalam perjalanannya mengalami pasang surut, hal ini
terjadi karena banyak faktor seperti kurangnya tenaga pelatih dan belum dimilikinya
gedung tempat berlatih serta perlengkapan pencak silat.
Kondisi
tersebut diatas membuat salah seorang cucu pendiri perguruan bernama Isur
Suryana merasa prihatin dan mencoba membangkitkan kembali perguruan pencak
silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Di
awal kebangkitannya perguruan pencak silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda diikuti
oleh beberapa murid yang berasal dari masarakat setempat dan setelah kurang
lebih 3 (tiga) bulan berjalan, maka kini pelatihan mulai melebar ke beberapa
daerah disekitar perguruan.
Atas
inisiatif dan saran dari beberapa tokoh seni dan budaya soenda untuk lebih
meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam pengabdian terhadap masyarakat,
bangsa dan negara, maka pada tanggal 09 Mei 2012 Perguruan Pencak Silat “Pusaka Sapoetra Kancil Muda” resmi berganti
nama menjadi Paguron Kasatriaan “Pusaka
Kancil Muda” dan direncanakan ke depan akan merupakan Paguron Kasatriaan yang langsung di bawah naungan dan binaan Padepokan Talaga Hyang Sipatahunan.
Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” akan secara resmi diajukan akta pendiriannya ke
Notaris oleh 3 (tiga) orang pendiri/pembaharu yaitu :
1. Bapak Abdul
Rohman
2. Bapak Isur
Suryana
3. Bapak
Wahyudin
Paguron
Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” adalah merupakan Paguron
Kasatriaan yang dalam kinerjanya akan secara khusus untuk melaksanakan
program sosialisasi, pembinaan dan pengembangan seni pencak silat/cabang olah
raga bela diri pencak silat dan merupakan generasi kedua dari Pusaka Sapoetra Kancil Muda yang dalam
kiprahnya ke depan akan meneruskan dan melaksanakan pembaharuan baik dalam
organisasi dan manajemen maupun dalam pelaksanaan program kerjanya.
Disisi lain Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda”
akan tetap mempertahankan visi dan misi serta maksud dan tujuan didirikannya perguruan
pencak silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda.
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi dan manajemen Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda”
akan senantiasa mengedepankan musyawarah dan mupakat untuk menciptakan
keharmonisan dalam kebersamaan.
“ Pakena
Gawe Rahayu Pakeun Heubeul Jaya Di Buana ”
Paguron
Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” adalah merupakan salah satu
lembaga di bawah naungan dan binaan langsung Padepokan Talaga Hyang Sipatahunan Kabupaten Bandung.
Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda”
didirikan berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, dan
tidak mengikat atau terikat oleh siapa pun termasuk Ormas atau Partai Politik
manapun.
Bahwa Pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada
masyarakatnya untuk ber-demokrasi dengan santun dan benar termasuk di dalamnya
untuk mendirikan organisasi kemasyarakatan berbentuk Paguron Kasatriaan.
Organisasi kemasyarakatan dimaksud adalah sebagai wadah
aspirasi dan peran aktif masyarakat dalam rangka turut serta melaksanakan
pembangunan manusia seutuhnya yang diharapkan dapat mewujudkan generasi penerus
bangsa yang memiliki raga dan jiwa yang sehat, cerdas, kuat, trampil dan
memiliki semangat serta daya juang yang
tinggi untuk mendarma bhaktikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara
menuju kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang ‘’ Subur Makmur - Gemah Ripah -
Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa
Mukti ’’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar