Selasa, 19 Maret 2013

IBING PENCA.

 
PENDAHULUAN
Pencak Silat adalah merupakan salah satu cabang dari seni bela diri yang memiliki aturan/ketentuan, ciri khas dan tujuan tersendiri sehingga dalam prakteknya bukan saja keindahan dan kelincahan dari gerak tubuh tapi juga merupakan gerak dasar tubuh sebagai upaya untuk membentuk raga dan jiwa yang sehat, kuat, berani terutama untuk pertahanan (bela diri) dalam menghadapi lawan, selain dari pada itu seni bela diri pencak silat juga sesungguhnya menyimpan kekuatan dan keluruhan nilai-nilai seni serta palsafah bagi kehidupan umat manusia.
Pada awal munculnya seni bela diri pencak silat pada masa negara ini masih berbentuk kerajaan-kerajaan sehingga keberadaan seni bela diri pencak silat pada masa itu benar-benar diberdayakan dan dimanfaatkan guna melatih pisik dan keterampilan bela diri bagi para kesatria/pasukan di kerajaan untuk menjaga keamanan dan pertahanan (bela negara) dalam menghadapi serangan dari pemberontak atau musuh.
Dalam perkembangannya seni bela diri pencak silat bukan saja jadi cabang dari seni gerak tapi juga merupakan salah satu cabang olah raga tradisional asli Indonesia yang banyak digemari sampai ke manca negara.
Pada saat ini yang muncul kepermukaan dari seni bela diri pencak silat bukan falsafah atau nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya melainkan pagelaran/pentas seni bela diri pencak silat hanya dijadikan sebagai alat untuk mencari popularitas dan keuntungan finansial belaka.
Pada jaman sekarang ini sangat sedikit sekali orang-orang yang peduli dan benar-benar masih menjalankan visi dan misi dari palsafah dan nilai-nilai luhur seni bela diri pencak silat peninggalam para leluhur pendiri bangsa dan negara ini.


I.          LATAR BELAKANG.
Pada dekade tahun 60an tepatnya tanggal 11 Oktober 1963 salah seorang tokoh masyarakat di daerah Bojongsoang Kabupaten Bandung yang peduli terhadap seni budaya soenda khususnya seni bela diri pencak silat bernama Mama Armadji dengan bantuan beberapa anggota keluarga dan koleganya mencoba mendirikan Perguruan Pencak Silat yang kemudian perguruan tersebut diberinama Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda dan Mama Armadji diangkat sebagai Ketua Perguruan sekaligus menjadi Guru Besar pencak silat.
Diawal berdirinya Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda hanya diikuti oleh beberapa murid dan itu pun masih dari keluarga besar pendiri dan masarakat sekitar perguruan. Seiring dengan berjalannya waktu yang terus bergulir dan adanya pelatihan pencak silat yang berjalan secara rutin serta semakin dikenalnya nama Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda, maka murid perguruan pun semakin bertambah dan berasal bukan saja dari masarakat setempat tapi juga dari daerah-daerah lain bahkan ada beberapa yang datang dari luar Kabupaten Bandung.
Setelah Mama Armadji sebagai pendiri dan Ketua Perguruan meninggal dunia pada tahun…….., maka Perguruan Pencak Silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda diteruskan dan dipimpin langsung oleh putrinya yang bernama Nene Eteh sampai dengan tahun…………




II.         DASAR PEMIKIRAN
Perguruan Pencak Silat “Pusaka Sapoetra Kancil Muda” dalam perjalanannya mengalami pasang surut, hal ini terjadi karena banyak faktor seperti kurangnya tenaga pelatih dan belum dimilikinya gedung tempat berlatih serta perlengkapan pencak silat.
Kondisi tersebut diatas membuat salah seorang cucu pendiri perguruan bernama Isur Suryana merasa prihatin dan mencoba membangkitkan kembali perguruan pencak silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Di awal kebangkitannya perguruan pencak silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda diikuti oleh beberapa murid yang berasal dari masarakat setempat dan setelah kurang lebih 3 (tiga) bulan berjalan, maka kini pelatihan mulai melebar ke beberapa daerah disekitar perguruan.
Atas inisiatif dan saran dari beberapa tokoh seni dan budaya soenda untuk lebih meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara, maka pada tanggal 09 Mei 2012 Perguruan Pencak Silat “Pusaka Sapoetra Kancil Muda” resmi berganti nama menjadi Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” dan direncanakan ke depan akan merupakan Paguron Kasatriaan yang langsung di bawah naungan dan binaan Padepokan Talaga Hyang Sipatahunan.
Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” akan secara resmi diajukan akta pendiriannya ke Notaris oleh 3 (tiga) orang pendiri/pembaharu yaitu :
1.    Bapak Abdul Rohman
2.    Bapak Isur Suryana
3.    Bapak Wahyudin

Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” adalah merupakan Paguron Kasatriaan yang dalam kinerjanya akan secara khusus untuk melaksanakan program sosialisasi, pembinaan dan pengembangan seni pencak silat/cabang olah raga bela diri pencak silat dan merupakan generasi kedua dari Pusaka Sapoetra Kancil Muda yang dalam kiprahnya ke depan akan meneruskan dan melaksanakan pembaharuan baik dalam organisasi dan manajemen maupun dalam pelaksanaan program kerjanya.
Disisi lain Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” akan tetap mempertahankan visi dan misi serta maksud dan tujuan didirikannya perguruan pencak silat Pusaka Sapoetra Kancil Muda.
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi dan manajemen Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” akan senantiasa mengedepankan musyawarah dan mupakat untuk menciptakan keharmonisan dalam kebersamaan.
“ Pakena Gawe Rahayu Pakeun Heubeul Jaya Di Buana ”
Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” adalah merupakan salah satu lembaga di bawah naungan dan binaan langsung Padepokan Talaga Hyang Sipatahunan Kabupaten Bandung.
Paguron Kasatriaan “Pusaka Kancil Muda” didirikan berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, dan tidak mengikat atau terikat oleh siapa pun termasuk Ormas atau Partai Politik manapun.
Bahwa Pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada masyarakatnya untuk ber-demokrasi dengan santun dan benar termasuk di dalamnya untuk mendirikan organisasi kemasyarakatan berbentuk Paguron Kasatriaan.
Organisasi kemasyarakatan dimaksud adalah sebagai wadah aspirasi dan peran aktif masyarakat dalam rangka turut serta melaksanakan pembangunan manusia seutuhnya yang diharapkan dapat mewujudkan generasi penerus bangsa yang memiliki raga dan jiwa yang sehat, cerdas, kuat, trampil dan memiliki  semangat serta daya juang yang tinggi untuk mendarma bhaktikan dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara menuju kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang ‘’ Subur Makmur - Gemah  Ripah - Repeh  Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti ’’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar