Jumat, 22 Maret 2013

PROFILE YAYASAN TRINATA PAKOEAN






PENDAHULUAN
Perkembangan dan peradaban umat manusia sepanjang sejarah di Tatar Soenda hingga saat ini telah memasuki tahap awal dari milenium ke tiga dimana milenium ke satu di kenal dengan jaman Parahyang dan milenium ke dua di kenal dengan jaman Galuh sementara milenium ke tiga adalah tatanan menuju Indonesia Mercusuar Dunia.
Pada saat Gunung Soenda meletus kira-kira 3.500.000 tahun yang lalu saat itu Jaman Galuh Wiwitan telah lama ada.Dari sinilah cerita awal atau cikal bakal akan berdirinya Kerajaan-kerajaan di Tatar Soenda dan sejak saat itu pula terus berdiri Kerajan-kerajaan baru baik kerajaan kecil maupun besar dan bukan hanya di Pulau Jawa tapi mulai masuk wilayah pulau-pulau lain seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan terus menyebar ke wilayah-wilayah yang lebih luas lagi seperti ke dataran Benua Asia dan Afrika.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai aspek kehidupan,maka hal tersebut sangat berpengaruh pula pada perubahan pola berpikir dan pola hidup manusia.Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi para leluhur negeri ini telah mampu menciptakan hasil karya seni dan budaya yang begitu tinggi. Hasil karya monumental para leluhurtersebut hingga kini masih dapat kita lihat seperti candi Borobudur dan lain-lain yang bukan saja memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi akan tetapi juga memiliki nilai sejarah dari sebuah peradaban umat manusia tempo dulu di Tatar Soenda.
Selain karya seni dan budaya yang monumental secara fisik para leluhur juga telah mampu menciptakan sistem dasar untuk menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang telah mampu menghantarkan pada kehidupan yang damai dan sejahtera yaitu Kidang Pananjung, Rawalarung dan Gelap Nyawang.

Tiga tatanan kehidupan tersebut diatas selama ini telah dilupakan oleh para penyelenggara negara sehingga kehidupan yang damai dan sejahtera secara perlahan mulai menghilang dari bumi pertiwi.
Pada saat ini terlalu sedikit manusia di negara ini yang mengetahui tentang sejarah para leluhurnya yang menjadi cikal-bakal keberadaan dirinya, mereka adalah para pendahulu bangsa yang pernah hidup pada jutaan atau bahkan milyaran tahun yang lalu.
Kita mesti sadar bahwa sebenarnya telah terjadi penyelewengan sejarah, jalan kehidupan bangsa dan negara serta budaya yang menjadi ciri dan jati diri bangsa pun telah terbelokan oleh situasi dan kondisi perjalanan waktu serta perkembangan jaman selama ratusan tahun.
Sebagai contoh ketika mereka mendengar doa-doa yang dilantunkan dalam bahasa para leluhurnya sendiri pada saat ritual pemujian terhadap Hyang Maha Wisesa (Yang Maha Kuasa) malah sebagian dari mereka menyebutkannya dengan istilah “Jangjawokan” atau “Kejawian/Kejawen” dan yang lebih sadis lagi sebagian dari mereka malah menganggap hal tersebut musrik (sesat) dan mengharamkannya tanpa mau meneliti, mengkaji terlebih dahulu.
Begitu juga dalam hal seni dan budaya peninggalan para leluhur yang bernilai tinggi, generasi penerus malah mengganggap hal itu sebagai barang kuno dan ketinggalan jaman, mereka lebih suka pada seni dan budaya bangsa lain yang mereka anggap lebih modern.
Benarkah seni budaya peninggalan leluhur kita itu ketinggalan jaman dan seni budaya bangsa lain itu lebih hebat dan lebih modern?.
Dari sedikit uraian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sudah saatnya kita sebagai generasi penerus untuk setidak-tidaknya merasa bersyukur akan peninggalan dan karya leluhur yang bernilai seni tinggi tersebut serta mencoba untuk terus menelusuri, memberdayakan, menerapkan, mengembangkan dan melestarikannya.
Untuk menindaklanjuti keinginan luhur tersebut diperlukan satu wadah perjuangan bersama yang mampu menampung aspirasi dan peran aktif seluruh masyarakat serta terencana dan terorganisir dengan baik sertasesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku yaitu dengan caramendirikan satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan bentuk Yayasan yang berbadan hukum tetap.
Terlahir dari rasa keprihatinan yang mendalam melihat situasi dan kondisi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang semakin gak jelas dan terus terpuruk pada jurang kemiskinan dan kehancuran serta didorong oleh itikad baik dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbaikan dan pengembangan diberbagai bidang kehidupan, makasebagai langkah awal kami akan mendirikan satu Wadah Perjuangan yang selanjutnya akan kami beri nama Yayasan “Trinata Pakoean”.
Yayasan Trinata Pakoean didirikan sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soendadan akan tampil ke depan sebagai “Revisionir” dalam upaya untuk meluruskan dari penyelewengan nilai-nilai luhur seni budaya dan dari pembelokan kebenaran sejarah perjuangan para leluhur pendiri bangsa dan negara ini.
Yayasan Trinata Pakoean dengan tiga ketentuan dasar utama yaitu Karamaan, Karatuan dan Karasian dan tiga dasar untuk melaksanakan pembangunan atau lebih dikenal dengan sebutan “Tri Komando Rakyat” (Trikora) yaitu Kidang Pananjung, Rawalarung dan Gelap Nyawang akan tampil ke depan dan berdiri kokoh untuk melakukan, penelitian, pengkajian, pengembangan adat, seni dan  budaya soenda dalam rangkamenata kembali sistim dan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Ngertakeun Bumi Lamba Lamah Sagandu) menuju tercapainya kesejahteraan yang merata dan kejayaan negara dan bangsa yang ”Subur Makmur - Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti “.
Hal tersebut mengacu kepada sasaran utama yaitu Pembinaan Prilaku (Akhlak dan Moral), kecerdasan manusia yang utuh, kesejahteraan hidup berbangsa dan bernegara, terciptanya keseimbangan hidup antara alam dan mahluk hidup, tercipta dan terjaganya kelestarian alam untuk kelangsungan hidup yang lebih baik bagi generasi muda sebagai pewaris estafet pembangunan sekaligus penyambung kelangsungan dan kelestarian budaya soenda untuk generasi yang akan datang.



I.          LATAR BELAKANG
Dengan ditemukannya puing-puing dan artefak peninggalan para leluhur bangsa (kerajaan) yang pernah ada di masa lalu seperti Candi, Prasasti, Patung-patung dan lain-lain yang bernilai seni dan sejarah tinggi telah menunjukan dan merupakan satu bukti bahwa leluhur kita sebenarnya telah memiliki sistem (tatanan) bermasarakat, berbangsa dan bernegara yaitu seni dan budaya yang bernilai tinggi dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi yang tidak ada tandingannya di belahan dunia manapun.
Pada abad 11 masehi tepatnya di tahun 1189 merupakan jaman keemasan terakhir dari peradaban di Tatar Soenda dimana peradaban umat manusia pada saat itu begitu tinggi dan masyarakatnya hidup dalam damai, sentosa dan sejahtera lahir maupun batin karena di pimpin oleh seorang panutan (negarawan) yang memiliki ahlak mulia dengan senantiasa menerapkan sifat silih asih, silih asuh, silih asah dan silih wangian sehingga beliau dikenal dengan julukan Sribaduga Maha Raja Prabu Siliwangi.
Pemerintahan dan ketata negaraan pada saat itu benar-benar dijalankan sebagaimana mestinya dengan metode tiga tatanan yaitu Karamaan, Karatuan dan Karasian serta tiga program pembangunan (Tri Komando Rakyat) yaitu Kidang Pananjung, Rawalarung dan Gelap Nyawang.
Yayasan Trinata Pakoean sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soenda akan berusaha untuk menerapkan kembali sistem/tatananBudaya Soenda sebagaimana telah dijelaskan diatas, dengan tiga ketentuan dasar dan tiga program pembangunan sebagai sistem/tatanan dasar hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


 
Il.          TRILOGIE BUDAYA SOENDA PAKOEAN
Yayasan TriNata Pakoean dalam melaksanakan seluruh kebijakan dan program kerjanya adalah merupakan wadah perjuangan untuk melaksanakan revisi dalam upaya menata, menegakan, mengembangkan, memberdayakan kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Tiga Ketentuan Dasar Utama (Tri Logie Soenda Pakoean) sebagai berikut :

1.     Ka-Ramaan/Kasepuhan/Parahyang :
Sebagai Jejer Budaya Soenda berkedudukan di Padepaan dan merupakan lembaga permusyawaratan (majelis) dari para tokoh (Parahyang) untuk memberikan putusan dan penetapan ideology dan filosofis/kebijakan adatkhusus dalam aturan adat istiadat budaya soenda untuk dilaksanakan, dikembangkan dan di berdayakan oleh Lembaga Ka-Ratuan.

2.     Ka-Ratuan/Pemerintahan/Pajajaran :
Sebagai Pager Budaya Soenda dan Konseptor Strategis dan Politis berkedudukan di Pakoean (Pendapa) dan merupakan lembaga ketata negaraan atau pemerintahan (Pajajaran), bertugas merumuskan hal-hal yang berhubungan dengan mental dan spriritual dalam membangun karakter kepemimpinan bangsa dalam pelaksanaan Strategis dan Politis serta penjabaran Kebijakan Umum Program Kerja untuk dilaksanakan dan dikembangkan oleh para ahli di Padepokan,di Badan Usaha Milik Rakyat dan di Lembaga yang didirikan dan dibina langsung oleh Yayasan Trinata Pakoean.


3.     Ka-Rasian/Siliwangi :
Sebagai Pancer Budaya Soendaberkedudukan di Padepokan merupakan lembaga pelaksana dalam mensosialisasikan, melaksanakan dan melakukan pengawasan/kontrol terhadap program kerja dan semua kegiatanyang sedang berjalan serta melakukan analisa dan evaluasi secara menyeluruh terhadap program kerja dan kegiatan baik yang sedang berjalan maupun yang sudah selesai dilaksanakan.Analisa dan evaluasi yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaan program kerja dan kegiatan serta kemungkinan dampak yang akantimbul dari adanya program kerja dan kegiatan tersebut bagi masarakat.
Ka-Rasian merupakan komunitas orang-orang terpilih atau kelompok para ahli (pakar) dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian (Siliwangi). Para ahli tersebut akan bekerja secara profesional dan penuh tanggungjawab  dalam mensosialisasikan dan melaksanakan program kerja dan kegiatan Yayasan dengan melakukan pendekatan  (personal approach), forum diskusi, penyuluhan, pembinaan dan melaksanakan pungsi pengawasan (kontrol) sampai program kerja dan kegiatan Yayasan tersebut selesai dilaksanakanserta melakukan analisa dan evaluasi secara berkesinambungan agar program kerja dan kegiatan tersebut kedepannya dapat berjalan lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat banyak.

 

IIl.         DASAR PEMIKIRAN
Berdasarkan asas Trilogie Soenda Pakoean / Tiga Landasan Utama tersebut, diangkat kepermukaan sebagai dasar pemikiran yang akan dikembangkan guna pengukuhan bahwa asas ini merupakan bahan dasar dan sumber utama untuk upaya penelitian, penggalian, pengkajian, penerapan, pengembangan, dan pelestarian Seni dan Budaya Soenda dan sebagai sistem dasar untuk penataan kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju ”Subur Makmur - Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti “.
Asas Trilogie Soenda Pakoean akan dikembangkan dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sebagai nilai luhur dari tatanan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penataan kembali asas Trilogie Soenda Pakoean ini bukanlah pekerjaan mudah karena memang sudah lama tenggelam dan jelas akan terasa asing bagi kebanyakan orang bahkan termasuk bagi orang-orang yang selama ini mengaku ahli sejarah sekalipun.
Sangat sedikit sekali orang yang mengerti dan paham akan arti dan makna yang terkandung dalam Asas Trinata Pakoean serta maksud dan tujuan apa yang ingin dan dapat dicapai, sehingga dalam upaya sosialisasi dan pelaksanaan serta penerapannya perlu waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit.
Namun demikian Yayasan Tri Nata Pakoean akan terus berupaya sekuat tenaga dengan keyakinan penuh bahwa menegakan budaya soenda dan menata kembali kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tanpa dibarengi dengan penataan dan penerapan kembali Asas Trinata Pakoean bukan saja tidak akan pernah berhasiltapi juga merupakan usaha yang akan sia-sia belaka.

IV.        MAKSUD DAN TUJUAN
Sudah begitu lama kita mendengar dan mengenal 3 (tiga) slogan atau kata-kata mutiara yang teramat indah, walaupun dari segi kata dan kalimatnya berbeda namun sesungguhnya memiliki arti dan makna yang sama yaitu :
1.         Subur Makmur - Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti.
2.         Hidup aman sentosa rukun dan damai. sehat cerdas dabn iman.
3.         Sili-asih, Sili-asuh dan Sili-asah, ku wawangi.
Negara dan bangsa ini sangat merindukan sekali akankehadiran figur seorang pemimpin yang benar-benar arif, bijaksana dan memiliki kemampuan yang luar biasa untuk dapat membawa dan menghantarkan bangsa dan negara ini pada tatanan hidup yang aman, damai dan sejahtera lahir maupun batin.
Untuk dapat tercapainya cita-cita luhur tersebut diatas jelas harus merupakan satu perjuangan bersama dari komunitas manusia unggul (pejuang sejati) yang terhimpun dalam satu wadah perjuangan yang terencana, tertata dan terorganisir dengan baik serta memiliki maksud dan tujuan yang jelas demi kemajuan dan kesejahteran masyarakat, bangsa dan negara dengan satu figur pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, arif, jujur, berani, cerdas, tegas dan memiliki wawasan jauh ke depan (Negarawan).
Dari sedikit uraian diatas, dan dengan melihat situasi dan kondisi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sangat memprihatinkan, maka kami sebagai generasi penerus merasa terpanggil untuk tampil kedepan dalam rangka turut berjuang mendarma baktikan segala kemampuan yang ada demi kesejahteraan dan kejayaan bangsa.
Adapun maksud dan tujuan didirikannya Yayasan Tri Nata Pakoean adalah sebagai berikut :

a.     Maksud :
Mendirikan satu wadah perjuangan bersama untuk menampung aspirasi dan peran aktif masyarakat dalam pembangunan manusia Indonesia se-utuhnya  
Nyeluk Dulur Sagalur, sangkan:
Akur jeung dulur, ngaraksa lembur sarta panceg dina galur

b.     Tujuan :
1.  Terwujudnya kembali sistem dan tatanan kehidupan bermasyarakat,  berbangsadan bernegara dengan dasar Adat, Seni dan Budaya Soenda  
Ngertakeun Bumi Lamba Lamah Sagandu.

2.       Terlaksananya penelitian, pengkajian dan pengembangan nilai-nilai Seni dan Budaya Soenda demi membangun mental spiritual kemanusiaan dan kebangsaan, sehinggadapat tercipta masyarakat budaya yang adil dan makmur serta untuk mengeratkan tali kemitraan dan persaudaraan antar anggota masyarakat itu sendiri 
 Tambak baya Nga Bale Rante, Lawung Ka Ahung Sa Bale Gandrung.

3.       Terwujud dan terlaksananya kembali tatanan budaya soenda sebagai cara     dan  ciri pola hidup dan kehidupan menuju kesejahteraan, pertahanan dan pembangunan masa depan :
Rancage Milaku Hade Ku Ciri Sa Bumi Cara Sa Desa. 

4.   Mengenalkan nilai-nilai luhur Seni dan Budaya Soenda kepada generasi penerus agar dapat mengerti dan memahami serta turut menumbuhkembangkan rasa cinta kepada seni dan kesenian serta budaya dan kebudayaanya sendiri.Sehingga diharapkan akan tumbuh jati diri bangsa serta sifat dan kepribadiannya sebagai “ Urang Soenda “ yang santun dan berbudi luhur 
Nyuaykeun, Nu Di Handeuleumkeun,
Guareun Nu Di Hanjuangkeun,
Mukakeun Turub Mandepun, 
Teundeun Poho Nu Bareto.

5.      Menggali, mengkaji, merapkan, mengembangkan, mempromosikan berbagai macam seni tradisional soenda baik yang bersifat tontonan maupun bersifat tuntunan serta mensosialisasikan kearifan budaya local yang keberadaannya tersebar di Kota/Kabupaten di wilayah Tatar Soenda  
Mageuhan Pager Na Galur.

6.         Terlaksananya penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat di bidang Seni dan Budaya Soenda serta membina budi pekerti berbasis budaya soenda sebagai dasar untuk dapat hidup bermoral dan berahlak kemanusiaan yang berkepribadian kebangsaan 


Nyaah ka sasama.
Bela kabangsaan.
Ngabakti ka lemah cai
Ngarumat ajen budaya
Sarta
Ngaraksa ka Nagara

7.    Mendirikan lembaga pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi (Universitas) yang berbasis Seni dan Budaya Tradisional.
8.      Sebagai wadah bagi para Revisionir yang ingin meluruskan kembali sejarah perjuangan bangsa dan seni budaya soenda yang telah jauh dibelokan dan diselewengkan oleh para penghianat dan penjajah.
9.         Sebagai wadah aspirasi bagi generasi penerus bangsa yang ingin turut serta melakukan penelitian, pengkajian, penerapan, pengembangan dan pelestarian Seni dan Budaya Soenda.
10.  Turut serta berperan aktif dalam program pengentasan kemiskinan dan kebodohan.
11.  Turut serta berperan aktif dalam hal penanganan dan penanggulangan korban bencana alam, korban perang dan lain-lain.






 
YAYASAN TRI NATA PAKOEAN
( JEJER-PAGER-PANCER ) BUDAYA SOENDA



Bahwa gagasan yang muncul untuk mendirikan Yayasan Trinata Pakoean  ini, dari beberapa kelompok masyarakat yang khususnya berasal dari Tatar Soenda/ Jawa Barat yang sangat peduli dengan prinsip kebersamaan saling menggalang persatuan dan kesatuan bangsa sehingga dapat tercetus  wawasan untuk menata kembali tatanan Budaya Soenda dalam langkah menuju masyarakat (Soenda Wiwaha), yaitu :
1.        Terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang adil, makmur dan sejahtera ( Kidang Pananjung ).
2.  Terwujudnya kehidupan masyarakat yang aman damai dan bersahaja. Terjaganya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan serta terciptanya  kesatuan dan persatuan dalam Jiwa Gotong Royong sebagai Benteng  Pertahanan dan Ketahanan Bangsa    ( Lawararung ).
3.   Terwujudnya sumber daya manusia seutuhnya demi membangun Kejayaan  Bangsa dan Negara masa kini dan masa depan ( Gelap Nyawang ).
Pada hakekatnya Yayasan Tri Nata Pakoean sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soenda, didirikan untuk meneliti, menggali, mengkaji, mengembangkan serta menghidupkan kembali nilai-nilai Budaya Soenda terutama di bidang tatanan hidup bahwa dengan dasar Budaya Soenda akan tercipta masyarakat yang :
” Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti “.
Yayasan Tri Nata Pakoean sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soenda didirikan berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, dan tidak mengikat atau terikat oleh siapapun termasuk Ormas atau Partai Politik manapun.
Bahwa Pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada masyarakatnya untuk ber-demokrasi dengan santun dan benar termasuk di dalamnya untk mendirikan organisasi kemasyarakatan berbentuk Yayasan sebagai wadah aspirasi dan peran aktif masyarakat dalam rangka turut serta melaksanakan pembangunan yang dalam pelaksanaan kinerjanya selalu mengedepankan musyawarah dan mupakat untuk menciptakan masyarakat yang aman tentram, damai dan berdaulat.
“PAKENA GAWE RAHAYU PAKEUN HEUBEUL JAYA DI BUANA”
Untu memenuhi tugas dan kewajiban serta pelaksanaan visi dan misi mulia Yayasan maka perlu dibuat aturan atau acuan dasar sebagai landasan kerja bagi Pembina, Pengurus dan Pengawas serta Pelaksana Kegiatan Yayasan.
Dengan senantiasa memohon rahmat dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa maka dengan ini kami menyusun dan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Trinata Pakoean.
Cag………Rampes…….
Bandung,       April 2012
Disusun dan dibuat oleh :
Abah Dradjat.
Kai Larasmaya Poerbasasaka 


N O T A R I S
NURHAYATI SAMPERURA,S.H.
NOTARIS
&
PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH
Kantor :
Jl.Sumber Mekar No.2 Kav.1-1
Komp.Sumber Sari, Bandung -40222
Telp : (022) 6120746, 6012488 FAX : (022) 6012488
e-mail : notaris@yahoo.co.id

............