Rabu, 20 Maret 2013

TENTANG YAYASAN TRINATA PAKOEAN


YAYASAN TRINATA PAKOEAN
(JEJER - PAGER - PANCER)
BUDAYA

                                                   


SAMPOERA SOEN.......!.
RAHAYU.....

Perkembangan dan peradaban umat manusia sepanjang sejarah di Tatar Soenda hingga saat ini telah memasuki tahap awal dari milenium ke tiga dimana milenium ke satu di kenal dengan jaman Parahyang dan milenium ke dua di kenal dengan jaman Galuh sementara milenium ke tiga adalah tatanan menuju Indonesia Mercusuar Dunia.


Pada saat Gunung Soenda meletus kira-kira 3.500.000 tahun yang lalu saat itu Jaman Galuh Wiwitan telah lama ada.Dari sinilah cerita awal atau cikal bakal akan berdirinya Kerajaan-kerajaan di Tatar Soenda dan sejak saat itu pula terus berdiri Kerajan-kerajaan baru baik kerajaan kecil maupun besar dan bukan hanya di Pulau Jawa tapi mulai masuk wilayah pulau-pulau lain seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi dan terus menyebar ke wilayah-wilayah yang lebih luas lagi seperti ke dataran Benua Asia dan Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai aspek kehidupan,maka hal tersebut sangat berpengaruh pula pada perubahan pola berpikir dan pola hidup manusia.Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi para leluhur negeri ini telah mampu menciptakan hasil karya seni dan budaya yang begitu tinggi. Hasil karya monumental para leluhurtersebut hingga kini masih dapat kita lihat seperti candi Borobudur dan lain-lain yang bukan saja memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi akan tetapi juga memiliki nilai sejarah dari sebuah peradaban umat manusia tempo dulu di Tatar Soenda.

Selain karya seni dan budaya yang monumental secara fisik para leluhur juga telah mampu menciptakan sistem dasar untuk menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang telah mampu menghantarkan pada kehidupan yang damai dan sejahtera yaitu Kidang Pananjung, Rawalarung dan Gelap Nyawang.

Tiga tatanan kehidupan tersebut diatas selama ini telah dilupakan oleh para penyelenggara negara sehingga kehidupan yang damai dan sejahtera secara perlahan mulai menghilang dari bumi pertiwi.
Pada saat ini terlalu sedikit manusia di negara ini yang mengetahui tentang sejarah para leluhurnya yang menjadi cikal-bakal keberadaan dirinya, mereka adalah para pendahulu bangsa yang pernah hidup pada jutaan atau bahkan milyaran tahun yang lalu.

Kita mesti sadar bahwa sebenarnya telah terjadi penyelewengan sejarah, jalan kehidupan bangsa dan negara serta budaya yang menjadi ciri dan jati diri bangsa pun telah terbelokan oleh situasi dan kondisi perjalanan waktu serta perkembangan jaman selama ratusan tahun.

Sebagai contoh ketika mereka mendengar doa-doa yang dilantunkan dalam bahasa para leluhurnya sendiri pada saat ritual pemujian terhadap Hyang Maha Wisesa (Yang Maha Kuasa) malah sebagian dari mereka menyebutkannya dengan istilah “Jangjawokan” atau “Kejawian/Kejawen” dan yang lebih sadis lagi sebagian dari mereka malah menganggap hal tersebut musrik (sesat) dan mengharamkannya tanpa mau meneliti, mengkaji terlebih dahulu.

Begitu juga dalam hal seni dan budaya peninggalan para leluhur yang bernilai tinggi, generasi penerus malah mengganggap hal itu sebagai barang kuno dan ketinggalan jaman, mereka lebih suka pada seni dan budaya bangsa lain yang mereka anggap lebih modern.
Benarkah seni budaya peninggalan leluhur kita itu ketinggalan jaman dan seni budaya bangsa lain itu lebih hebat dan lebih modern?.

Dari sedikit uraian diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sudah saatnya kita sebagai generasi penerus untuk setidak-tidaknya merasa bersyukur akan peninggalan dan karya leluhur yang bernilai seni tinggi tersebut serta mencoba untuk terus menelusuri, memberdayakan, menerapkan, mengembangkan dan melestarikannya.
Untuk menindaklanjuti keinginan luhur tersebut diperlukan satu wadah perjuangan bersama yang mampu menampung aspirasi dan peran aktif seluruh masyarakat serta terencana dan terorganisir dengan baik sertasesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku yaitu dengan caramendirikan satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan bentuk Yayasan yang berbadan hukum tetap.

Terlahir dari rasa keprihatinan yang mendalam melihat situasi dan kondisi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang semakin gak jelas dan terus terpuruk pada jurang kemiskinan dan kehancuran serta didorong oleh itikad baik dan sungguh-sungguh untuk melakukan perbaikan dan pengembangan diberbagai bidang kehidupan, makasebagai langkah awal kami akan mendirikan satu Wadah Perjuangan yang selanjutnya akan kami beri nama Yayasan “Tri Nata Pakoean”.

 

Yayasan Tri Nata Pakoean didirikan sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soendadan akan tampil ke depan sebagai“Revisionir”dalam upaya untuk meluruskan dari penyelewengan nilai-nilai luhur seni budaya dan dari pembelokan kebenaran sejarah perjuangan para leluhur pendiri bangsa dan negara ini.
Yayasan Tri Nata Pakoean dengan tiga ketentuan dasar utama yaitu Karamaan, Karatuan dan Karasian dan tiga dasar untuk melaksanakan pembangunan atau lebih dikenal dengan sebutan “Tri Komando Rakyat”(Trikora)yaitu Kidang Pananjung, Rawalarung dan Gelap Nyawangakan tampil ke depan dan berdiri kokoh untuk melakukan, penelitian, pengkajian, pengembangan adat, seni dan budaya soenda dalam rangkamenata kembali sistim dan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara(Ngertakeun Bumi Lamba Lemah Sagandu)menuju tercapainya kesejahteraan yang merata dan kejayaan negara dan bangsa yang ”Subur Makmur - Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti “.

Hal tersebut mengacu kepada sasaran utama yaitu Pembinaan Prilaku (Akhlak dan Moral), kecerdasan manusia yang utuh, kesejahteraan hidup berbangsa dan bernegara, terciptanya keseimbangan hidup antara alam dan mahluk hidup, tercipta dan terjaganya kelestarian alam untuk kelangsungan hidup yang lebih baik bagi generasi muda sebagai pewaris estafet pembangunan sekaligus penyambung kelangsungan dan kelestarian budaya soenda untuk generasi yang akan datang.


Bahwa gagasan yang muncul untuk mendirikan Yayasan Tri Nata Pakoean ini, dari beberapa kelompok masyarakat yang khususnya berasal dari Tatar Soenda/ Jawa Barat yang sangat peduli dengan prinsip kebersamaan saling menggalang persatuan dan kesatuan bangsa sehingga dapat tercetus wawasan untuk menata kembali tatanan Budaya Soenda dalam langkah menuju masyarakat Soenda Wiwaha, yaitu :
1. Terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang adil, makmur dan sejahtera ( Kidang Pananjung ).
2. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang aman damai dan bersahaja. Terjaganya nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan serta terciptanya kesatuan dan persatuan dalam Jiwa Gotong Royong sebagai Benteng Pertahanan dan Ketahanan Bangsa ( Lawararung ).
3. Terwujudnya sumber daya manusia seutuhnya demi membangun Kejayaan Bangsa dan Negara masa kini dan masa depan ( Gelap Nyawang ).




Pada hakekatnya Yayasan Tri Nata Pakoean sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soenda, didirikan untuk meneliti, menggali, mengkaji, mengembangkan serta menghidupkan kembali nilai-nilai Budaya Soenda terutama di bidang tatanan hidup bahwa dengan dasar Budaya Soenda akan tercipta masyarakat yang :
” Gemah Ripah - Repeh Rapih - Kerta Raharja - Wibawa Mukti “.
Yayasan Tri Nata Pakoean sebagai Jejer-Pager-Pancer Budaya Soenda didirikan berazaskan Pancasila serta berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945, dan tidak mengikat atau terikat oleh siapapun termasuk Ormas atau Partai Politik manapun.


Bahwa Pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada masyarakatnya untuk ber-demokrasi dengan santun dan benar termasuk di dalamnya untk mendirikan organisasi kemasyarakatan berbentuk Yayasan sebagai wadah aspirasi dan peran aktif masyarakat dalam rangka turut serta melaksanakan pembangunan yang dalam pelaksanaan kinerjanya selalu mengedepankan musyawarah dan mupakat untuk menciptakan masyarakat yang aman tentram, damai dan berdaulat.

“PAKENA GAWE RAHAYU PAKEUN HEUBEUL JAYA DI BUANA”

Untuk memenuhi tugas dan kewajiban serta pelaksanaan visi dan misi mulia Yayasan maka perlu dibuat aturan atau acuan dasar sebagai landasan kerja bagi Pembina, Pengurus dan Pengawas serta Pelaksana Kegiatan Yayasan.

Dengan senantiasa memohon rahmat dan perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa maka dengan ini kami menyusun dan membuat Anggaran Dasar Yayasan Tri Nata Pakoean.
Cag………Rampes
…….
 


 Bandung, April 2012
Disusun dan dibuat oleh 
Perintis Berdirinya 
Yayasan Tri Nata Pakoean